Sabtu, 29 April 2017

Wow!! Di gugat US $150 juta, bagaimana nasib Spf?

Isi  dalam blog ini adalah murni hasil dari tulisan penulis. Apabila ada kesaman materi atau kalimat di dalam blog ini yang menyinggung perorangan/lembaga/grup dan lainnya adalah tanggung jawab penulis dan tidak ada kaitannya dengan dosen ataupun pihak universitas. Penulisan ini terkait dengan tugas telematika & profesionalisme TSI.  


  Pada perkembangan zaman di era globalisasi ini teknologi sangatlah digandrungi oleh semua pihak dan semua kalangan dari mulai anak kecil hingga dewasa. Seperti kita ketahui banyak sekali teknologi, khususnya adalah aplikasi yang membuat semua akses menjadi lebih mudah seperti aplikasi transportasi, belanja online, hingga aplikasi untuk mendengarkan lagu secara online atau streaming.

  Salah satunya adalah aplikasi musik yang sedang di gandrungi banyak orang/ peminatnya yaitu Spf. Dengan memudahkan para penggunanya mendengarkan lagu secara online tanpa harus mendownload/mengunduh. Tetapi pada akhir tahun 2015 aplikasi Spf di tuntut untuk membayar sebesar US $150 juta, oleh musisi yang muncul sebagai kritikus terkemuka karena sudah melanggar hak cipta.

  Spf telah berpartisipasi dalam kampanye mengerikan, terus menerus dan berkelanjutan atas kesengajaan pelanggaran hak cipta terkait lisensi mekanis untuk berbagai lagu pada platform tersebut. Lisensi mekanis yang dimaksud, menurut Asosiasi Penerbit Musik Nasional di AS, memberikan izin untuk mempebanyak dan mendistribusikan komposisi musik yang dilindungi hak cipta. Musisi tersebut menuduh Spf tidak membayarkan uang kepada banyak penulis lagu dan musisi yang lain seperti yang seharusnya. Gugatan tersebut menyatakan bahwa Spf telah mengakui secara tebuka kegagalan untuk mendapatkan lisesnsi atas karya musik yang ia distribusikan/ reproduksi kepada pemilik hak cipta. Gugatan tersebut berkelas class action, yang artinya musisi yang merasa dirugikan dapat bergabung untuk menuntut Spf.

  Kepala Kebijakan Spf pun kebratan dengan tuntutan tersebut paslanya Spf berkomitmen bahwa mereka akan membayar setiap sen pada penulis lagu dan penerbit. Tetapi saat ini kemajuan Spf semakin meningkat karena adanya kasus tersebut. Pada aplikasinya sekarang Spf menerapkan sistem akses Premium yang apabila pengguna ingin mendengarkan lagu harus terdaftar dan akan dikenakan biaya selama 1 bulan mengakses aplikasi tersebut. Kemungkinan untuk membayar hutang kepada setiap musisi yang merasa telah dirugikan. 

Referensi :