Minggu, 26 November 2017

Rangkuman Ebook Digital Culture : Understanding New Media 5ka49

Digital Theory : Theorizing New Media

Digital berasal dari bahasa yunani yaitu kata digtius yang berarti jari jemari. Jumlah dari jari jemari kita adalah 10 dan angka 10 terdiri dari angka 0 dan 1. Oleh karena itu digital merupakan gambaran dari suatu keadaan bilangan yang terdiri dari angka 0 dan 1 atau off dan on (bilangan binner).

Teori Digital Media Baru
Teori digital adalaha sebuah konsep pemahaman dan perkembangan zaman mengenai teknologi dan sains dari semua yang sifatnya manual menjadi otomatis, dan dari semua yang sifatnya rumit menjadi mudah. Digital adalah sebuah metode yang complex dan flexibel yang bisa menjadi sesuatu yang pokok dalam kehidupan manusia. Mengapa teori digital selalu berhubungan dengan media? Karena Media adalah sesuatu yang terus berkembang. Media baru atau New Media adalah media yang terbentuk karna adanya interaksi antar manusia dengan teknologi.

Modern media VS Old Media
Media modern adalah media yang sedang berkembang saat ini dalam teknologi, informasi dan komunikasi. Media modern menjadi perantara yang menghubungkan antara sesama manusia dan manusia dengan teknologi saat ini. Contoh dari media modern saat ini adalah adanya internet, Handphone, Sosial media, Website, Search Engine, dll.
Old media/ media lama adalah media yang berkembang pada beberapa tahun lalu. Pelopor pertama yang dapat menghubungkan manusia dengan media media teknologi tersebut adalah old media. Contoh dari old media adalah Koran, Radio, TV.
Televisi yang termasuk dalam old media masih tetap mampu bersaing dengan adanya new media sekarang seperti contohnya internet. TV masih mampu menyaingi internet yang terbilang internet lebih cepat mendapat informasi di banding kan dengan TV.


On The Net : Navigating the world wide web

Screen, nets, and webs
Pada mulanya internet merupakan jaringan komputer yang dikembangkan Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melalui proyek ARPANET. Dimana pada waktu itu komputer yang digunakan adalah komputer yang menggunakan sistem operasi UNIX. Proyek ARPANET merancang bentuk jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi dapat dipindahkan, dan akhirnya semua standar yang mereka tentukan menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP. Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.
Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu di tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama kemudian proyek ini berkembang pesat di seluruh daerah, dan semua universitas di negara tersebut ingin bergabung, sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk mengaturnya.


Digital Cinema : Virtual Screens

Sutradara film George Lucas menyatakan bahwa film yang berkembang pada abad pertengahan ke-19 mulai dikembangkan dari sebuah fotografi melalui media dengan menggunakan pita seluloid untuk menangkap dan merekam gambar. Teknologi ini menjadi dasar pembuatan sebuah film, Lucas menyebutkan bahwa pada akhir abad ke-19 sampai akhir abad ke-20 telah ditemukan pengganti sebuah pita seluloid yaitu teknologi digital yang merupakan awal baru untuk penggarapan sebuah film dan bioskop. Teknologi digital membawa pengaruh besar dalam dunia perfilman mulai dari tahap pembuatan hingga tahap distribusi.

Digital Produksi dan Pasca Produksi
Sampai saat ini, proses pembuatan film yang masih menggunakan kamera pita seluloid 35mm atau 70mm, memiliki kualitas gambar yang lebih rendah bila dibandingkan dengan proses pembuatan film yang menggunakan teknologi digital. Selain itu dengan menggunakan teknologi digital untuk proses produksi dan pasca produksi bisa menggunakan atau memanfaatkan komputer. Digital film dimulai pada akhir 1980-an ketika Sony membawa konsep ‘sinematografi elektronik, namun sayangnya inisiatif itu harus gagal. Pada akhir tahun 1990-an, dengan diperkenalkannya teknologi HDCAM dan mengganti nama menjadi ‘sinematografi digital’ yang proses pembuatannya menggunaakan kamera digital dan pada akhirnya teknologi ini mengambil alih untuk semua proses pembuatan film.
George Lucas merupakan orang yang sangat berperan dalam melahirkan teknologi baru ini, ketika pada tahun 2001 dia menggarap sebuah film berjudul star wars, dengan meggunakan Sony HDW-F900 HDCAM yang dilengkapi dengan lensa panavision camcorder high-end. High-end kamera menggunakan sensor tunggal yang ukurannya hampir setara dengan 35mm frame. Selain itu, pengambilan gambar dalam format HDTV progresif memberikan gambar yang berukuran 720-1080 pixel.
Penggunaan teknologi digital dalam proses produksi memberikan keuntungan, bila sebelumnya dalam penggarapan sebuah sinema, sinema harus dibuat dengan pita seluloid yang harganaya amat mahal. Pita seluloid 35 mm satu rollnya berharga empat juta dan hanya mampu merekam sepanjang empat menit. Berarti untuk membuat sinema berdurasi seratus menit dibutuhkan dana yang sangat besar. Sedangkan biaya untuk proses pembuatan secara digital dibutuhkan dana yang jauh lebih rendah dibanding mengunakan pita seluloid. Untuk proses pengeditan secara digital, file bisa disimpan kedalm hardisk atau memori flash. Selain itu file nya bisa didownload dengan menggunakan sistem RAID (Redundant Array of Inexpensive/Drives independen/Disk).
Namun disisi lain, walau sinema digital memiliki keuntungan dalam tahap produksi dan pascaproduksi namun penayangannya masih menjadi hambatan. Sebagian besar bioskop masih menggunakan teknologi pemutar sinema seluloid. Satunya-satunya cara agar sinema digital bisa diputar di bioskop hanyalah dengan mencetaknya kembali dalam pita seluloid. Sedangkan tidak semua sinema digital yang berformat video bisa ditransfer menjadi seluloid karena standar video.

Digital Distribution dan Exhibition
Dengan adanya digital distribution dan exhibition jelas tidak hanya membawa keuntungan untuk pihak minoritas dan Negara dunia ketiga namun juga membawa keuntungan bagi pihak penyedia. Untuk industry film mainstream film yang berformat digital bisa didownload melalui server-server dari provider. Metode ini relative lebih murah karena hanya berupa salinan. Dengan beberapa ribu rillis setahun, tabungan yang ditwarkan oleh distribusi digital lebih dari $ 1 miliar. Saat ini untuk pendistribusian sebuah salinan film dapat memanfaatkan DVD, Hard Drive, maupun melalui satelit. Sebagai salah satu tindakan pengamanan untuk mencegah pembajakan dilakukan pengenkripsian data yang terdapat pada salah satu platform. 
Distribusi digital memungkinkan rilis yang lebih murah, seperti halnya pada tahap sebelumnya yaitu teknologi audiovisual (sound systems, videotape formats, dll). Namun terkadang format file yang diterima oleh pihak receiver tidak kompatibel antara kompresi dengan server. Dengan adanya hal ini berarti film saat ini harus didistribusikan dalam berbagai format.
Pada Maret 2002, 'Digital Cinema Inisiatives' dibentuk oleh studio besar, seperti : Disney, Fox, MGM, Paramount, Sony Pictures, Universal dan Warner untuk mengembangkan spesifikasi arsitektur terbuka untuk sinema digital yang dapat diambil oleh semua pihak industri.
Conclusion
Pada akhir 1990-an, digital cinema memegang peranan penting dalam proses pembuatan film modern yang pada awalnya menggunakan pita seluloid dengan biya produksi yang cukup mahal. Dengan hadirnya digital cinema,yang mengubah gambar kedalam format digital jenis gambar yang dapat dihasilkan begitu terasa sangat berbeda bila disbanding pada masa pra-digital.
Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" untuk keperluan militer dan "ARPANET" baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi internet.

'Doing' on the net
Apa yang kita lakukan dengan internet ? Ini merupakan pertanyaan yang dapat dijawab dengan mudah misalnya menggunakan internet untuk chatting, mengirim email, browsing, dll. Itu semua merupakan jawaban umum yang didapatkan ketika anda bertanya kepada teman atau kerabat anda. Untuk melakukan chating kita dapat menggunakan MSN. Untuk email dapat menggunakan yahoo, gmail, dll. Dan dengan internet kita juga dapat melakukan kegiatan 'blogging' menggunakan blogger, wordpress, dll. Selain kegunaan internet diatas masih banyak lagi kegunaan lainnya.

New Media
Situs-situs seperti MySpace, Blogger, Youtube mengubah cara pandang penggunaan internet. Internet yang dulu hanya digunakan untuk jaringan kini dapat digunakan untuk menonton video, live streaming, mendengarkan radio, melakukan sharing, dan sebagainya.